Selasa, 01 Desember 2009

cerpen

SELUBUNG CINTA KELABU

Bila orang bodoh dapat menyadari kebodohkannya maka ia dapat dikatakan bijaksana, tetapi orang bodoh yang menganggap dirinya bijaksana , sesungguhnya dialah yang di sebut orang bodoh (Dhammapada:63 )

Yuli berhenti di depan rumah bercat putih itu. Dia berjalan tergesa. Tapi kemudian dia mendadak menghentikan langkah, ketika matanya menangkap sekilas dua orang yang tengah duduk di teras depan. Yuli memicingkan mata. Pemuda itu, Ryan tengah membicaraakan sesuatu dengan seseorang yang tampak asing di mata yuli. Yuli berjalan lebih mendekat. Oh mereka tampak sangat akrab. Dada yuli bergemuruh . Ada rasa aneh yang tiba-tiba menyergap. Entah apa, mungkin cemburu, mungkin marah, mungkin....


Ryan dan gadis itu entah membicarakan apa. Jarak yang cukup jauh menghalangi Yuli untuk mengetahui apa yang tengah mereka bicarakan. Di meja depan mereka tampak beberapa buku tebal berserakan. Mungkin mereka tengah membicarakan tugas kuliah , batin Yuli menenangkan diri. Tapi, ... benarkah begitu... sedang Yuli merasa belum pernah melihat gadis itu sebelumnya dikampus mereka.Yuli menahan nafas, ketika beberapa kali tangan Ryan mampir di bahu gadis itu saat pembicaraan mereka sedang heboh, kemudian mereka tertawa bersama. Yuli mengusap dadanya yang tiba-tiba perih. Beberapa bulan terakhir ini dia memang berusaha mendekati Ryan. Idola kampus yang begitu populer namun terlihat kalem.
Selama ini setahu Yuli , Ryan belum dekat dengan gadis manapun. Dia cukup sibuk dengan aktifitas kemahasiswaan dan beberapa organisasi. Sikapnya yang terkesan cuek itulah yang menarik perhatian Yuli. Gerimis mulai turun satu-satu, Yuli mengusap rambutnnya.
“Hai masuk !” teriak Ryan sambil melambaikan tangan begitu menyadari kehadiran Yuli.
“Oh ...ya...ya” Jawab Yuli sedikit tergeragap.
“kenapa berhenti di depan , nggak langsung masuk?” Tanya Ryan dengan keramahan yang tidak di buat-buat.
“Tadi... ah nggak kok belum lama” Ujar Yuli sedikit berbohong, sebenarnya dia sudah mengamati mereka lebih dari lima belas menit.
“ Oya kenalkan ini Riana... Riana ini Yuli”
“Yuli” ucapnya menyebutkan nama sambil menyambut uluran tangan cewek itu dengan enggan.
“Yuli teman kuliahnya Ryan ya?” Riana bertanya ramah, dia tampak berusaha mengakrabkan diri dengan menyebut nama Yuli.
Ryan kemudian menjelaskan ini itu kepada Riana perihal Yuli. Yuli sendiri justru asyik memperhatikan makhluk di depannya. Riana berperawakan tinggi, kulitnya tampak cemerlang dengan baju rajut hitam yang melekat di tubuhnya yang langsing. Rambutnya lurus panjang dan matanya... oh betapa jernih dan menyebarkan pesona yang begitu memikat.
“Ehm...”Yuli berdehem kecil memutus pembicaraan Ryan dan Riana yang tengah membahas dirinya “ Yan sebenarnya gue kesini Cuma mau bilang kalo rapat anak-anak daerah di pending sampe rabu depan” my God, gue bohong lagi. Erang Yuli dalam hati.
“Oya... Cuma itu? Kenapa sampai repot-repot datang kesini? Tapi thanks ya” Ada nada heran dalam suaranya.
Oh god! Gue bener-bener jadi bloon. Gue telah melakukan satu ketololan yang bener-bener bodoh. Bukankah biasanya dia memang hanya sms karena itu memang lebih simple dan efisien. Sebenarnya tadi dia kesini karena....
“Ok! Kalo gitu gue pamit ya” ujar Yuli kemudian tergesa, tidak ingin menampakkan wajah tololnya lebih lama.
“Kok buru-buru sih?” tanya Riana tetap dengan nada ramah.
Yuli hanya tersenyum sekilas, kemudian melesat pergi.
***
Esoknya Yuli mulai mengumpulkan informasi tentang Riana di kampus. Ternyata dia anak FKIP tingkat tiga. Pantas saja wajahnya begitu asing diantara anak-anak FISIP, dan yang lebih menyakitkan bagi Yuli, Riana itu teman dekat Ryan.
Ryan dan Riana, dua nama yang begitu klop, desis Yuli pilu. Lagi pula dia begitu cantik dan ramah. Dari pertemuan sekilas kemarin Yuli dapat menyimpulkan bahwa dia pastilah smart dan tentu saja supel. Kalau Ryan yang begitu cuek di depan cewek bisa luluh dan tampak ceria, berarti Riana memang luar biasa.
“Kan belum positif seratus persen kalau Ryan itu pacarnya Yul “ Ujar Anne menghibur.
“Apa lagi...gue liat sendiri mereka kelihatan begitu mesra “
Anne menatap sahabatnya prihatin. Cinta membuat orang gila, love is blind. Pepatah kadaluarsa itu kini terbukti, Yuli yang biasanya nampak semangat dan bawel beberapa hari ini nampak pendiam.
“Emang loe bener-bener naksir dia ya?” tanya Anne bloon.
“Nggak Cuma iseng” jawab Yuli sewot. Apa Anne memang bener-bener bloon ya.
“Sori maksud gue, loe masih punya kesempatan kok kalau loe serius suka dia”
Yuli membisu. Hatinya masih luka. Dikampus memang bertebaran cowok-cowok keren, tapi tak ada yang semenarik Ryan di matanya. Mengapa karmaku begitu buruk batinnya sedih.
“Yul sebenarnya loe bisa pake cara belakang kalau cara depan udah nggak mungkin berhasil” Ujar Yuli dengan wajah misterius.
“Maksud loe..?”
“Maksud gue, kita minta aja bantuan orang pintar” Anne memperjelas.
“Dukun maksud loe?”
“Ya bisa dibilang begitu”
“Gue gak mau! Gila banget sih”
“ Terserah loe deh, gue kan Cuma ngasih saran, lagian tetangga-tetangga gue banyak yang berhasil kok dengan cara itu”
“Tapi...”
Anne mengangkat bahu. Diam dan membiarkan sahabatnya berpikir.
Meminta bantuan dukun? Di jaman modern begini, urusan cinta pula. Pertanyaan-pertanyaan berkecamuk di benak Yuli. Banyak jalan menuju Roma, begitu orang bilang, dan ini salah satu jalan itu. Yuli berpikir lagi. Dia memang tidak sebanding dengan Riana. Riana memiliki kesempurnaan yang seharusnya di miliki seorang gadis. Ah tidak ada salahnya mencoba, putusnya kemudian.
“Ok deh boleh juga usul loe” ujarnya akhirnya.
“Nah gitu dong! Jadi orang jangan gampang nyerah, dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan” ujar Anne dengan gaya menggurui.
Yang disebut orang pintar oleh Anne ternyata berpenampilan necis dan tampak sangat muda. Tarif yang di pasangnya cukup mahal untuk ukuran kantong mahasiswa seperti Yuli. Tapi Ya itung-itung pengorbanan. Meskipun dia harus menjalani ritual-ritual aneh yang lumayan panjang, meskipun dia telah mengorbankan harga dirinya dengan mendatangi “orang pintar” ini.Dia tidak sadar sesuatu yang paling besar yang telah dikorbankannya adalah ...Dia telah mengorbankan keyakinannya.(Tary)

Karena rasa takut, banyak orang pergi mencari perlindungan kegunung-gunung, keasrama (hutan-hutan) kepohon-pohon dan ke tempat pemujaan yang dianggap keramat.
Tetapi itu bukanlah perlindungan yang aman, bukan perlindungan utama, dengan mencari perlindungan seperti itu orang tidak akan bebas dari penderitaan.(Dhammapada, 188-189)

1 komentar:

  1. The King Casino - Ventureberg
    The King Casino is owned by British casino operator Crown casino-roll.com Resorts and communitykhabar operated ventureberg.com/ by Crown Resorts. It deccasino is owned by https://octcasino.com/ British ADDRESS: CASTLE

    BalasHapus