Sabtu, 14 Agustus 2010

puisi

TENTANG KEMATIAN

Mungkin senja ini dia datang menemuimu
Mungkin juga esok ketika mentari mulai bersinar
Atau nanti malam saat semua membatu dalam mimpi

puisi

DEMIMU

Kala lembayung senja menghias dunia
Tengadah menatap langit
Menanti selimut malam berteman bintang
Di temani nyanyian angin malam
Nan syahdu

Puisi

TOLONG....!!!

mereka berteriak Panas.....
kotor dan berdebu
sesak nafas lalu mati
entah apa lagi

cerpen

WENING

Aku tidak ingat kapan dia mulai bergabung di rumah kami. Ketika dia datang aku belum tahu apa-apa. Yang kutahu kemudian adalah bahwa dia anak dari kakak perempuanku yangmeninggal sesaat setelah melahirkan. Jadi dia keponakanku. Tapi dia tidak pernah memanggilku Om, Paman, Uncle, atau apapun panggilan dari seorang keponakan. Dia memanggilku kakak karena memang kemudian Mama dan Papa menjadikannya anak, bukan cucu. Adikku tepatnya. Kami tumbuh bersama dalam balutan kasih sayang yang tak membedakan. Siapapun pasti tidak pernah mengira bahwa dia bukanlah adikku yang sebenanya. Dia adalah keponakannku.